Minggu, 16 Desember 2007

Penantian.

Menanti. menunggu. ngrantos. apa saja namanya, bukanlah sebuah kegiatan yang mudah. orang jawa masih belum biasa memakai waktu penantian secara positip. kita lihat orang2 di terminal, di pelabuhan, di stasiun atau di kantor2 pelayanan publik. sokur jika ada yang mau baca koran. rata2 mereka yang menunggu mengisi masa tunggu mereka dengan menghabiskan isi bungkus rokok sambil melamun. ada juga yang lebih baik yaitu dengan ngobrol ngalor ngidul tidak karuan juntrungnya. ada yg tidur. ada yg jalan2. jaman sekarang agak sedikit lain, ada yg mengotak atik tombol handphone. ada yg dengerin lagu dengan earphone. berbeda dengan orang2 yg saya dapati ketika naik trem dari uthrech ke roterdam. hampir semua penumpang bawa koran atau buku tebal2. ada novel, buku paket kuliah atau yang lain. menanti mengakibatkan ada perbedaan. perbedaan dlm menyikapi, merespon. perbedaan budaya.

Jumat, 02 November 2007

Tanggung jawab

Tanggung jawab. Kami bertanggung jawab. tenang..saya yg tanggung jawab. kata2 yg melegakan kita semua. kata2 yg dinanti seorang gadis pada pacarnya ketika mereka melakukan hal yg tidak bertanggung jawab. si gadis dan pacarnya terlalu sederhana dalam mengerti arti sebuah tanggung jawab. kesederhanaan dalam memaknai arti tanggung jawab terlihat lebih tajam dalam ironi kata-kata mengenai tanggung jawab. semisal: kalo soal menjawab oke akulah yg menanggung. menanggung hanya dalam kata2. sama seperti yg dimengerti si gadis: tanggung jawab hanya terkait dengan resiko, berani tanggung resiko. dilakukan jika ada resiko. jika tidak ada resiko berarti lepas bebas dari tanggung jawab. memang tanggung jawab bisa diwujudkan dalam kata2. tentunya sejauh kata2 masih memiliki makna eksistensial. sama seperti kata2 atau firman dari DIA. kun fayakun maka jadilah. ada keterhubungan antara kata2 dan pribadi yg melakukan kata2. kalo tidak ada hubungan itu dlm istilah jawab disebut mencla-mencle. tidak ada konsistensi. dan konsistensi koneksi yg seperti ini yg hampir2 dilupakan. oleh karena itu ada kata2 bijak: banyak berkata2 banyak lupa. sudah jauh hubungan kental antara kata2 dengan orang yg mengatakan. hampir di semua lini dan ranah. mulai dari politikus ketika kampanye: banyak janji dan jelas bakal diingkari. sedikit hati tapi benar2 sejati. kata2 seolah mudah berbuih dan berbusa. oleh karenanya sebenarnya ibu2 tidak perlu beli deterjen atau sabun colek. cukup didapat dari mulut suami yg politikus. namun kata2 yg kehilangan makna tidak hanya terjadi bagi politisi, kaum seniman juga banyak yg terjangkiti. bahkan juga masuk pula dlm dunia akademisi. apa yg diseminarkan tidak selalu konsisten dengan fakta yg terjadi. lebih dahsyat lagi juga masuk dalam diri mereka yg mengaku sebagai kaum agamawan. entah kok bisa begitu. ini menjadi peringatan untuk siapa saja yg berani berkata: aku bertanggung jawab.

Kulminasi

Ada pepatah: tua-tua keladi makin tua makin jadi. apapun juga yg begitu lama kita tekuni entah itu hobi ataupun pekerjaan menjadikan kita masuk dalam dua perkara. perkara yg pertama kita masuk menjadi orang ekspert. kita layak menyandang gelar ekspertis dlm hobi ataupun pekerjaan kita. kita sudah menguasai bahkan memprediksi medan, situasi dan kondisi dari hobi atau pekerjaan kita. bahkan kita menjadi genius karena kitapun memiliki sikap reflek dalam menangani setiap masalah atau persoalan dari medan kerja atau hobi kita. singkatnya kita benar2 menjadi manusia handal. seiring dg keekspertan dan kehandalan kita, kita akan menuai trust dari siapapun yg bersentuhan dg hobi atau pekerjaan kita. dan luar biasa nikmatnya sebagai orang yg dipercaya, handal dan ekspert.
perkara yg pertama ini ibaratnya merupakan titik didih atau kulminasi atau kondisi puncak dari apa yg bisa kita nikmati dari hobi atau pekerjaan kita.
perkara yg kedua adalah soal kelebihan beban tonasi manusia yg tidak mau berkata cukup. perkara pertama memunculkan prestise yg luar biasa dari orang lain pada kita. dan itu merupakan hal yg membahayakan bagi kita yg kurang waspada. banyak korban berjatuhan ketika orang sudah sampai di puncak olimpus. besaran trust yg dipercayakan pada kita seringkali justru berbanding terbalik dg meningkatnya produktifitas. sifat2 yg lemah mulai muncul. arogan, sok tahu dan bahkan maha tahu bisa dijangkitkan oleh kondisi ini. dan apa jadi. keekspertan serta kehandalan lenyap tak berbekas. muncul penyakit kecepatan berpikir melambat serta kecepatan emosi meningkat. ukuran yg jelas dari situasi ini adalah ketika kita menjadi lebih cepat marah dibanding cepat berpikir. kita marah2 tanpa alasan yg rasional menurut nalar. ini kondisi yg berbahaya sekali. dan siapapun yg kurang waspada akan masuk dlm perkara kedua ini. orang mengatakan ini gejala postpower sindroma.

Kamis, 01 November 2007

Latihan ngeblog

setelah berhasil bikin account di gmail dengan nama yosafad lalu kumulai tour yg disediakan oleh goglemail. dengan begitu saya bisa melihat fasilitas apa saja yang ada dan mulailah aku dengan blog yosafad ini. hebat karena semua gratis.